15.9.13

Company Profile

NUSMA INTERNATIONAL TRADE


Nusma International Trade/NIT merupakan Lembaga Trading yang berbadan hukum Koperasi tingkat Daerah yang didirikan di Pemalang berdasarkan akta Untung Waluyo, SH. No. 01 tertanggal 18 Maret 2013.No. Badan Hukum 267/BH/IV.19/III/2013


Nusma International Trade/NIT menjalankan usaha-usaha dalam bidang perdagangan antara lain : eksport, interinsulair dan lokal. Sebagai agen leveransir, grosir, distributor, komisioner, penyalur, perwakilan, supplier, perdagangan ternak, agrobisnis dan lain-lain.


Nusma International Trade/NIT didukung oleh tenaga muda profesional yang menjunjung tinggi nilai kejujuran serta bekerja secara efektif, efisien dan tepat waktu serta berorientasi pada pemberdayaan masyarakat.


Nusma International Trade/NIT dalam menjalankan Lembaganya menerapkan sistem manajemen terbuka dan kebersamaan, dengan sistem ini kami berharap setiap pengelola mempunyai rasa memiliki dan bertanggung jawab akan tugas dan kewajibannya.


Nusma International Trade/NIT berharap dengan uraian singkat ini bisa menjadi referensi bagi terjalinnya kerjasama yang bermanfaat bagi lembaga dan masyarakat di negeri ini.



                                                                                               Hormat kami




                                                               Manajemen 

                                                                Nusma International Trade/NIT

26.8.13

DESKRIPSI PRODUK


Kerajinan Sapu Glagah

Kerajinan sapu glagah merupakan salah satu potensi kerajinan rakyat di pemalang khususnya di wilayah pemalang selatan yaitu Kec. Watukumpul tepatnya di desa Majalangu dan sekitarnya. Kerajinan sapu glagah memiliki sejarah panjang, dimulai sekitar tahun 1940-an, di Desa Majalangu,Kecamatan Watukumpul, muncul pembuatan sapu di rumah-rumah warga dan hingga sekarang secara turun temurun masih menjadi salah satu mata pencaharian warga.

Sampai saat ini sebagian warga desa majalangu masih menjadi pengrajin sapu dan memproduksi sapu baik secara mandiri ataupun menjadi pekerja kepada beberapa warga yang memiliki pasar lebih besar baik pasar lokal/ekspor.

Dari penuturan/cerita para sesepuh dan pengrajin sapu, pada mulanya disekitar bukit dan kebun di wilayah sekitar desa Majalangu tumbuh sejenis rumput yang sekarang dikenal dengan nama rumput glagah (ada juga yang menyebut; kembang , rayung arjuna, jembul) yang cukup banyak, sehingga beberapa warga lalu mencoba memanfaatkan kembang /rumput glagah untuk alat kebersihan lantai atau sekarang di kenal sapu.

Pada awalnya sapu glagah dibuat dengan sangat sederhana yakni rumput glagah pada bagian bawah rumput glagah (mahkota) dengan ukuran yang diinginkan hanya diikat saja dengan tali bambu/rotan atau apa saja yang penting kuat dan tidak mudah putus. Sapu glagah kala itu dibuat lebih besar dari pada ukuran yang ada sekarang ini karana disamping bahan bakunya belum ada harganya, juga sebagaian besar masyarakat rumahnya masih berlantai tanah.

Pada perkembangannya setelah dianggap warga rumput glagah dapat dimanfaatkan untuk alat kebersihan lantai maka proses pembuatannya mulai dikembangkan baik bentuk, jumlah maupun kualitasnya dan sebagian warga sudah mulai menjual sapu keluar desa bahkan pasca kemerdekaan ada yang menjualnya ke luar daerah/ kota seperti semarang, Surabaya dan Jakarta. ditahun 1975-an sapu glagah mulai diminati beberapa pengusaha Jakarta dan cirebon untuk diperkenalkan dan dijual keluar negeri/eksport seperti Negara Singapura dan Malaysia.

Seiring permintaan pasar local dan eksport hingga kini sapu glagah diproduksi dan dipasarkan dengan jumlah kuantitas banyak dan pasar yang cukup prospektif, bahkan sapu juga banyak dibuat di daerah lain (purbalingga, boyolali, muntilan dll) karena permintaan pasar yang cukup banyak. Sapu glagah juga mengalami berbagi perubahan variasi bentuk/ model mengikuti permintaan pasar dan trend konsumen.

Kini Setiap bulan, ribuan sapu glagah dikirim pengrajin menyebar ke beberapa daerah di Indonesia dan di kirim ke Luar negeri, seperti Taiwan, Thailand, Korea,Singapura, Malaysia,dan jepang.

Dalam perkembangannya kerajinan sapu glagah menghadapi beberapa kendala. Dari permasalahan management usaha,managemet bahan baku,permodalan hingga persaingan tak sehat antar pengrajin berkaitan dengan harga jual. Sebab,belum ada lembaga yang menghandle mereka dalam pemasaran dan pengaturan harga. persaingan tidak sehat itu tampak dari saling banting harga sapu oleh perajin ke pembeli.Tidak ada standar harga antar pengrajin. Setiap pengrajin menjual produk,dengan tujuan yang penting laku.

Melihat permintaan pasar, ketersediaan bahan baku dan tenaga kerja/pengrajin yang memadahi, maka prospek dan peluang usaha sapu glagah ini dapat diharapkan memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar dan penyerapan tenaga kerja.




Bahan Baku Utama/Pokok Kerajinan Sapu

Rumput/kembang glagah (Saccharum spontanum)

Rumput/kembang glagah (Saccharum spontanum) merupakan bahan baku utama/pokok untuk membuat sapu. Jenis tumbuhan ini cocok ditanam di daerah dataran tinggi/perbukitan atau pegunungan, sehingga bila kita ke daerah pemalang selatan terutama di wilayah perbatasan dengan kabupaten Purbalingga yakni di wilayah kecamatan watukumpul, belik dan pulosari tanaman rumput glagah mudah didapat dan banyak ditanam oleh para petani.Tanaman rumput glagah ini terhampar luas di tanah Perkebunan ataupun di tanah hutan perhutani, kurang lebih 1000 ha lahan di tanam dan dibudidayakan, sehingga ada ribuan ton setiap tahunnya rumput glagah siap dipanen dan dimanfaatkan untuk pembuatan sapu glagah. Tanaman Rumput glagah di wilayah selatan pemalang dan perbatasan purbalingga dinilai rumput glagah yang paling baik daripada di daerah lain, bahkan dibandingkan dengan tanaman sejenis di Negara lain seperti Burma atau Vietnam rumput glagah pemalang jauh diminati pasar sapu luar negeri karena lebih lentur dan halus.

Tanaman rumput glagah terdiri dari: batang (Satang), kembang, dan serbuk bunga glagah. Tinggi rumput glagah ini berkisar antara 70 cm s/d 150 cm. dari bagian tanaman ini dapat dipakai untuk membuat berbagai jenis sapu kecuali bunga glagahnya karena bunga glagah adalah bagian yang mudah jatuh dan dapat menjadikan lantai kotor. Sebelum dipakai rumput glagah di dikeringkan dan sehingga serbuk bunga glagah (ledek) terlepas dari mahkotanya sehingga sapu yang dibuat menjadi tidak kotor dan lentur dan bersih.

Rumput glagah dipanen/dipetik setiap tahun sekali, biasanya masa panen raya dilakukan pada 4 bulan (agustus-september) sebelum ahir tahun/Desember. Sehinggga pada masa panen raya rumput glagah sebagai bahan baku sapu, melimpah dan banyak para petani, tengkulak dan pengrajin mengambil/membeli dan menyimpan rumput glagah ini. Pada saat panen inilah harga bahan baku sapu ini pada posisi harga terendah, saat panen harga rumput glagah (kering) berkisar antara Rp.3500 – Rp.4000 /kg/350.000 sampai Rp. 400.000 per kwintal.

Dengan masa panen setahun sekali, sehingga harga rumput glagah selalu mengalami kenaikan harga. Perubahan harga dapat terjadi setiap hari pasaran/mingguan ataupun setiap bulan dan pada menjelang panen harga puncak mencapai kenaikan 100% lebih dari harga saat masa menjelang panen(mei-juli)yaknibisa menembus mendekati angka 1 jt per kwintal.

Kenaikan harga ini disebabkan disamping karena masa panen sekali dalam satu tahun juga karena para tengkulak menimbun barang dan permintaan bahan baku dari luar daerah. Dengan kondisi pasar bahan baku sapu dan harga rumput glagah yang belum memiliki standar/patokan dan kenaikan yang tidak terkendali inilah kebanyakan para pengrajin belum mendapatkan hasil sebagaimana yang diharapkan bahkan banyak yang mengalami kerugian.

Disamping ketidakstabilan harga bahan baku yang umumnya ditandai dengan kenaikan harga sementara harga jual sapu juga sulit untuk dinaikkan maka hal ini menjadikan kerugian bagi para pengrajin dan pengusaha sapu.




PENGRAJIN/PENGUSAHA

SAPU GLAGAH


Untuk itulah tata kelola bahan baku dan pasar bahan baku sangat perlu tata bahkan bila mungkin perlu ada regulasi sehingga dapat membantu pengrajin/pengusaha sapu untuk dapat mengembangkan usaha secara stabil dan memberikan keuntungan usaha.


PETANI RUMPUT GLAGAH ------------->  PASAR ------------->TENGKULAK



Deskripsi Pengrajin Sapu Glagah

Kerajinan sapu di desa majalangu kec. Watukumpul kab. Pemalang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari perkembangan social ekonomi masyaraktnya. Usaha ini merupakan salah satu mata pencaharian penting warga dimasa lalu selain bertani. Pada masa sebelum tahun 90-an di setiap rumah sebagian besar warga majalangu dan sekitarnya melakukan aktivitas membuat sapu glagah, sehingga suasana desa menjadi hidup baik hubungan social warga maupun secara ekonomi. Secara ekonomi warga mendapatkan hasil yang cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga mereka.

Umumnya pengrajin sapu membuat sapu dirumah mereka sendiri sendiri baik sebagai usaha sendiri maupun membuat untuk orang lain/pengusaha. Para pengrajin sapu yang bekerja umumnya mengambil bahan baku dan alat-alat yang dibutuhkan untuk membuat sapu kepada pengusaha setempat sesuai kesepakatan, dan setelah sapu jadi lalu disetorkan kepada pengusaha untuk dipasarkan, dan hal ini terus menerus berjalan bahkan sampai saat ini.

Para pengrajin umumnya mampu membuat sapu 70-100 biji/per hari untuk sapu yang mudah dengan ongkos 300,- s/d 600,- per biji dan 23-50 biji perhari untuk sapu yang agak sulit dengan ongkos kerja Rp.600-1000,- per biji. Dengan membuat sapu glagah warga pengrajin dalam sebulan nya mendapat pendapatan antara 700.000 s/d 2.000.000,-.



Klasifikasi Pengrajin

Pengrajin sapu biasa
pengrajin sapu kategori ini biasanya melakukan aktivitas pembuatan sapu dengan berbasis keluarga (1-5 orang saja), dengan kapasitas modal dibawah 5 juta dan kapasitas produksi antara 1.000-3000 biji. mereka biasanya memanfaatkan rumah dan halamannya sebagai tempat bekerja, dan umumnya bagi mereka sebagai usaha tambahan.

Pengrajin Sapu Mandiri
pengusaha sapu ini dalam memproduksi biasanya sudah melibatkan/mempekerjakan 5-10 orang para pengrajin sapu dilingkungannya. Biasanya para pengrajin mengambil bahan baku dan alat2 untuk membuat sapu kepada pengusaha setempat kemudian dengan jumlah dan ongkos yang disepakati para pengrajin menyetorkan hasil produksinya. Kapasitas produksi dibawah 10.000 biji

Pengusaha Sapu
pengusaha sapu ini dalam memproduksi biasanya sudah melibatkan/memperkerjakan lebih dari 10 orang para pengrajin sapu dilingkungannya. Atau pengusaha ini menjadi bapak angkat /menjalin mitra dengan pengusaha sapu Iainnya. pengusaha sapu ini telah memiliki pasar yang lebih luas bahkan untuk memenuhi pasar luar negeri/eksport dengan kapasitas produksi diatas 10.000 biji.


Manfaat Produk
Sesuai peruntukannya sapu banyak digunakan sebagai alat kebersihan terutama untuk membersihkan lantai rumah. Sejalan dengan namanya sapu yang artinya membersihkan/menghilangkan dalam hal ini kotoran, maka sejak adanya sapu ini dalam pembuatanya lebih menekankan pada fungsinya meski dalam perkembangkanya juga sudah memasukan unsur seni dan hiasan sehingga pada saat ini jumlah variasi jenis sudah begitu banyak jumlahnya.




Diversifikasi Produk Sapu Glagah

Secara umum sapu dibuat dari beberapa jenis bahan baku pokok. sapu ada yang dibuat dari bahan baku rumput glagah, ijuk, serabut kelapa, sorgum, bambu, kain dan dari bahan baku plastik. Namun di kabupaten Pemalang sapu yang dibuat berbahan baku rumput glagah karena memang mudah didapat dan dapat tumbuh bagus daripada di daerah lain.

Selain bahan baku rumput glagah, untuk membuat sapu juga dibutuhkan beberapa bahan tambahan untuk membentuknya, bahan baku tambahan tersebut dipakai sesuai dengan bentuk/jenis sapu yang dibuat. Bahan tambahan untuk membuat sapu diantaranya : nilon, kawat, rotan, wlingi, benang/tambang, plastic, pewarna rumput, lakop dan gagang/tangkai sapu baik dari kayu, plastic atau lainnya.

Sapu terdiri dari 2 bagian yaitu bagian atas sering disebut sapu dan bagian bawah sebagai pegangan/tangkai. panjang sapu 80 Cm - 110 cm dari tangaki hingga ujung sapu bagian atas.

Pada bagian atas inilah rumput glagah dengan ukuran/berat tertentu dibentuk sapu sesuai keinginan dengan bahan/alat tambahan sesuai kebutuhan.

Dalam perkembangannya jenis /bentuk sapu pada awalnya dbuat sederhana, dan hingga saat ini jenis/bentuk sapu sudah bertambah jenis dan variasinya. Dibawah ini beberapa Sapu yang dibuat hingga saat ini yang diantaranya:



Beberapa Jenis – Jenis sapu yang pernah diproduksi:
1.         Sapu Jengki                                                                11. sapu Asoi
2.         Sapu Lapis                                                                 12. Sapu lakop
3.         sapu gondrong                                                            13. Sapu exs
4.         sapu Kuas                                                                  14. Sapu kawat
5.         Sapu meja                                                                  15. Sapu SMS
6.         Sapu Tali                                                                    16. Sapu Lingga
7.         Sapu temple                                                                17. Sapu Pelangi
8.         Sapu jari-jari                                                               18. Sapu sorgum
9.         Sapu udang                                                                 19. Sapu Rajut
           10.      Sapu sakura/mosin                                                       20. Sapu Lidi

Analisa Usaha

No.
Jenis Sapu
Kode
Biaya Produksi
Harga
 Jual
Margin
Keuntungan
Procent
(%)
1
Sapu Lingga
SLA
5605
6700
1.095
19,5
2
Sapu SMS
SMS
4750
6300
1.550
32
3
Sapu Kawat Rfia
SKR
5050
6500
1.450
28,7
4
Sapu Asoi
SAI
2300
2800
600
26
5.
Sapu Lakop
SLP
4000
4500
500
12,5
6.
Sapu miring kain
SMK
5065
6100
1.035
20,4



Proyeksi Financial

No.
Jenis Sapu
Kode
Jumlah
Biaya
 Produksi
Harga
 Jual
Margin
Keuntungan
1
Sapu Lingga
SLA
10.000
56.050.000
67.000.000
10.950.000
2
Sapu SMS
SMS
12.000
57.000.000
75.600.000
18.600.000
3
Sapu Kawat Rfia
SKR
12.000
60.600.000
78.000.000
17.400.000
4
Sapu Asoi
SAI
13.000
29.900.000
36.400.000
6.500.000
5.
Sapu Lakop
SLP
18.000
72.000.000
81.000.000
9.000.000
6
Sapu miring kain
SMK
12.000
60.780.000
73.200.000
12.420.000

Jumlah


336.330.000
411.200.000
74.870.000





Problematika  Usaha

NO
URAIAN

PROBLEM
ALTERNATIVE SOLUSI

BAHAN BAKU




HARGA (NAIK)

STOCK 1 Th

Pengendalian  harga bahan baku
Koperasi dan atau BUMD
Dana pengadaan bahan baku
Penydiaan lahan tanam





TENAGA KERJA
PENGRAJIN
SISTEM KERJA GUDANG
SISTEM KONTRAK/plasma


PSDM



Penataan pengrajin profesionalisme pekerjaan dan
Peningkatan ongkos kerja

Pengemb. kapasitas dan kemampuan ketrampilan







PERMODALAN
KETERBATASAN DANA

Akses dana
Perbankan/program
Kemitraan dll.







PAMASARAN
PASAR LOKAL/EKSPORT
PERSAINGAN HARGA

KUANTITAS PRODUKSI
fasilitasi pemasaran
PROMOSI

Rekrutmen pekerja profesional







ALAT PERALATAN
STRATEGIS

MESIN PEMBUAT LAKOP
MESIN PEMBUAT GAGANG

Pengajuan
kemitraan






MANAGEMEN ADMIN

PEMBUKUAN/DOKUMEN/
DOKUMENTASI


Pelatihan/pembinaan








Ketersediaan Pasar

Kami sudah pernah bermitra dengan perusahaan/ pengusaha local/eksportir untuk memenuhi pangsa pasar kebutuhan alat kebersihan/sapu glagah. Berikut mitra usaha kami :

A. Mitra Usaha Dan Pemasaran (Ekspor)

1. CV . Saripan (Surabaya) 1965 S/d 1973

2. CV. Remaja (Cirebon) 1973 s/d 1995 Singapore

3. CV. ASIA (Cirebon) 1973 s/d 1995 Singapore

4. CV. INA (Cirebon) 1973 s/d 1995 Singapore

5. CV. Banyuwangi (Cirebon) 1973 S/d 1995 Singapore

6. PT. Timur Terang (Jakarta) 1975 s/d sekarang Singapore, Taiwan

7. Mr. Lee (Malaysia) 2005 s/d sekarang Malasyia

8. ITC ( Korea) 2010 s/d sekarang Korea

9. PT. Bahana Makmur Utama (Semarang) 2011 s/d sekarang Vietnam, Jepang


B. Mitra Usaha Dan Pemasaran (Lokal/Dalam Negeri)



Jakarta , Bandung, Semarang, Solo, Surabaya, Sumatra dan kota-kota lain